Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Good Afternoon for all my friends...
Today, i want to share information for you, you and you *sambil nunjuk-nunjuk orang-orang yang lagi bingung*
berhubung bahasa inggris saya masih minim. jadi saya berbicaranya pakai bahasa indonesia saja yaaa,,,,, ;)
*sedikit cerita* ketika saya lagi bergoogle ria di mbah. saya menemukan artikel yang bagus sekali untuk disebar ke teman-teman sekalian. artikel yang membuat saya sungguh takjub dengan penciptaan Allah swt di langit dan bumi ini. oleh karena itu saya akan mempostingnya di blog saya tercinta ini.
okee, lanjut saja yaa. silakan dibaca teman-teman :)
Matematika dan seni merupakan dua bidang yang sepintas tidak berhubungan. Benarkah seperti itu? Mari kita perhatikan beberapa objek seni. Tak disangka ternyata objek-objek ini mengandung aspek matematis, lho!
1. Piramida
Salah satu
hubungan antara seni dan matematika hadir dalam Piramida. Heroditus, yang
disebut bapak sejarah, adalah orang pertama yang menulis tentang piramida
sekitar 440 SM. Piramida dipercaya memiliki banyak cerita. Contohnya adalah
bahwa piramida merupakan model bumi, bahwa poros mereka selaras dengan bintang
tertentu, bahwa mereka adalah bagian dari sistem navigasi untuk membantu
wisatawan di padang pasir menemukan jalan, dan masih banyak lagi.
Pada bagian ini kita akan membuktikan ternyata piramida mengandung golden
ratio. Golden ratio adalah bilangan irasional yang
nilainya mendekati 1,618.
Untuk
menunjukkan golden ratio pada piramida, kita memerlukan
contoh. Salah satu contohnya adalah Piramida Agung Cheops. Berdasarkan
penelitian, piramida ini memiliki tinggi = 146,52 m, dan lebar alas
= 230,36 m.
Dengan mudah,
kita dapat menghitung setengah lebar alas, yaitu 230,36 m / 2
= 115,18 m. Berdasarkan rumus Phytagoras, nilai s juga
dapat kita ketahui, yaitu
Kemudian,
dengan membagi kemiringan s dengan setengah lebar alas,
didapatkan
Nilai ini tidak lain merupakan nilai dari golden ratio.
Hal ini membuktikan bahwa Piramida memiliki koneksi dengan matematika.
2. Lukisan
Mona Lisa
Tentu kita sudah tahu siapa pelukis Monalisa, Leonardo Da Vinci.
Leonardo (1452-1519) adalah seorang Italia. Ia sangat terampil dalam berbagai
bidang: matematika, filsafat, arsitektur sipil dan militer, melukis,
memahat, ilmu pengetahuan, menciptakan musik, dan mendesain senjata. Leonardo
sendiri paling terkenal sebagai pelukis. Uniknya, ia sering memasukkan
konsep-konsep matematika dalam karya seninya meskipun tidak pernah menerima
pelatihan matematika secara formal. Pada lukisan Monalisa, ketidaksesuaian antara
latar belakang kiri dan kanan menciptakan ilusi perspektif dan kedalaman.
Banyak yang
meyakini bahwa Leonardo secara sengaja menciptakan lukisan ini sesuai dengan golden
rectanglesebagai penyatuan matematika dan seni. Golden rectangle adalah
sebuah segiempat yang salah satu panjang sisinya memiliki nilai golden
ratio (1,618). Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut.
Jika nilai
dan , segiempat biru dan merah menjadi golden rectangle karena
salah satu sisinya (yaitu ) memiliki nilaigolden ratio. Segiempat merah
juga merupakan golden rectangle dengan alasan yang sama.
Sekarang kita
kembali kepada lukisan Monalisa. Sebuah golden rectangle dapat
dibentuk pada lukisan ini. Untuk membentuk segiempat dapat diambil garis dari
pergelangan tangan kanan, menuju ke siku kiri, kemudian garis ditarik ke atas
sampai puncak kepala.
Kita bisa
lihat setiap garis dari segiempat tersebut memotong titik-titik yang penting
pada lukisan Mona Lisa, yaitu dagu, mata, hidung dan senyum pada bibirnya.
Sekali lagi, hal ini menunjukkan seni dan matematika memang berkaitan.
3. Seni
Fraktal
Setelah membahas dua objek yang telah eksis bertahun-tahun yang lalu,
mari kita kembali ke tahun milenium. Kevin Gross, yang berasal dari Dakota
selatan, tidak menggunakan kuas ataupun kanvas untuk membuat lukisan, melainkan
matematika. Bagaimana bisa? Ternyata, Kevin menggunakan seni fraktal. Seni
fraktal adalah bentuk seni algoritma yang dibentuk dengan menghitung objek
fraktal dan hasil akhirnya adalah gambar, animasi, ataupun media. Tujuan Kevin
melukis menggunakan seni fraktal adalah ia ingin menunjukkan bahwa matematika
adalah seni. Contoh yang paling terkenal dari seni fraktal adalah Mandelbrot
set, dinamai sesuai dengan matematikawan Benoit Mandelbrot, yang
mempelajari dan mempopulerkan himpunan ini. Mandelbrot set merupakan
himpunan yang diperoleh dari persamaan kuadrat rekursif:
Masih banyak
lagi contoh-contoh relasi antara matematika dan seni, misalnya perspektif dan
pola. Silakan teman-teman selidiki sendiri ya!
naaah semoga tulisan di atas dapat bermanfaat yaaa...
sekian dulu dari sayaa, see you later
wassalamualaikum :D
information by:
0 comments :
Post a Comment